SEJARAH BERDIRINYA PONPES DARUTTAQWA I
Pada tahun 1932 M, K.H. Kholil (Suci) membangun pesantren yang dikenal dengan sebutan “Pesantren KH. Kholil” Suci Manyar Gresik. Di pesantren ini, K.H. Kholil di samping mengajarkan ilmu-ilmu agama juga mengajarkan ilmu bela diri dan beliau bergabung dengan pasukan “Hizbullah” yang berjasa dalam mengusir penjajah dari Indonesia tercinta ini. Alumni pondok pesantren K.H. Kholil Suci Manyar Gresik ini telah banyak tersebar di daerah gresik dan sekitarnya, Misalnya daerah Cerme, Balung Panggang, Benjeng, Duduk, Manyar, Kota Gresik, Giri, Lamongan dan lebih banyak lagi di desa Suci sendiri, termasuk K.H. Faqih pendiri Pondok Pesantren Mambaus Sholihin Suci Manyar. Namun setelah K.H. Kholil wafat (Th 1961 M), dari putera-puteri beliau tidak ada yang meneruskan perjuangan dalam bidang kepesantrenan, hanya tinggal langgar (Musholla) peninggalan beliau saja.
Akhirnya, pada tahun 1987 M, salah satu dari cucu K.H. Kholil, bernama K.H. Munawwar Ibn. Adnan Ibn. Kholil yang sedang dan sudah berkhidmat untuk nyantri selama 20 tahun dipangkuan Shohibul Fadlilah wal Karomah K.H. Usman al-Ishaqi al-Maghfur lahu, Rahimahullahu Ta’ala, di Pondok Pesantren Jati Purwo Sawa Pulo Surabaya, mendapatkan perintah gurunya (K.H. Usman beserta para puteranya; Kyai Ahmad Asrori, Kyai Fathul Arifin dan Kyai Minanur Rahman) untuk melanjutkan perjuangan K.H. Kholil dengan mendirikan Pondok Pesantren di desa Suci Manyar Gresik.
Hal itu dimaksudkan untuk menyelamatkan peninggalan dan meneruskan perjuangan para Kyai, sesepuh pendahulunya. Sebagai “murid” yang selalu berusaha berta’dhim dan berkeinginan untuk mendapat ilmu yang bermanfaat, K.H. Munawwar hanya pasrah menerima dan melaksanakan perintah gurunya.
Pada tahap awal, K.H. Munawwar membangun 5 kamar di sekitar langgar peninggalan K.H. Kholil. Ketika pembangunan 5 kamar ini dilaksanakan, beliau masih b0elum diperbolehkan oleh Romo K.H. Ahmad Asrori Usman dan K.H. Arifin Usman untuk meninggalkan pondok Jati Purwo, karena beliau akan diajak pulang bersama dengan rombongan para Kyai Jati Purwo (K.H. Ahmad Asrori Usman dan Kyai H. Arifin Usman) untuk langsung meresmikan pondok pesantren tersebut.
Pondok pesantren ini diresmikan oleh Romo K.H. Ahmad Asrori Usman bersama Romo K.H. Arifin pada tanggal 1 Maret 1987. Pondok pesantren yang didirikan diberi nama Daruttaqwa, alias “rumah orang-orang yang bertaqwa”. Ternyata ketika K.H. Munawwar datang bersama rombongan Kyai Jati Purwo, di 5 kamar itu telah ditempati 5 santri, 3 dari Madura dan 2 dari Semarang.
Setelah Pondok Daruttaqwa diresmikan berdirinya, K.H. Munawwar membimbing para santri dengan penuh ketekunan dan dari hari ke hari jumlah santrinya terus bertambah. Pada tahun 1988 santrinya sudah berjumlah 75 orang dan pada tahun 1993 kurang lebih berjumlah 400 orang. Untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal para santri tersebut maka dibangun secara bertahap kamar-kamar pondok dan fasilitasnya.
Sedangkan kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di pondok ini sampai tahun 1993 berupa :
- Pengajian kitab kuning
- TPQ
- Madrasah Diniyah tingkat MI
- Madrasah Diniyah Tingkat Tsanawiyah
- Madrasah Diniyah Tingkat Aliyah